Toko Yang Tak Sanggup Bertahan Ditengah Gempuran Toko Online!

Toko Yang Tak Sanggup Bertahan Ditengah Gempuran Toko Online!

Di zaman digital, semua lebih dipermudah. Dari pembayaran secara digital dengan e-money, membuat pelayanan jalan tol dan parkir sudah tidak memakai jasa manusia lagi.

Tak hanya itu marketplace banyak menggantikan toko offline, hingga banyak store yang akhirnya gugur tak sanggup bertahan ditengah gempuran toko online.

Toko Yang Tak Sanggup Bertahan Ditengah Gempuran Toko Online!

Bahkan bisnis online pun menghancurkan bisnis konvesional di segala sisi, khususnya bisnis ritel yang sudah berjaya dengan konsep yang terbilang mewah dibandingkan pedagang kaki lima.

Bahkan, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Tutum Rahanta mengatakan bahwa hal tersebut adalah persaingan yang tidak adil, lantaran pemerintah harus mengatur pajak dan regulasi terkait persaingan antara online dengan yang offline.

Ia menjelaskan bahwa untuk memiliki toko offline saja, perusahaan ritel bahkan harus menepati 50 izin penjualan sebelum mendirikan toko.

Toko Yang Tak Sanggup Bertahan Ditengah Gempuran Toko Online!

Sedangkan bisnis online tidak ada aturan baku dalam hal itu, sungguh dinamika bisnis yang baru untuk dunia saat ini.

Dampak bisnis online memakan pasar konvensional yang akhirnya tutup dengan sempurna. Walau dahulu bisnis konvesional pernah berjaya di masanya namun kini seperti hidup segan mati tak mau.

Di bidang ritel pun akhirnya terguncang sangat hebat, banyak perusahaan yang sukses gulung tikar, apa saja perusahaan besar yang sempat gulung tikar ?? Yuk kita intip sedikit kawan…

RIMO Dept. Store

Toko Yang Tak Sanggup Bertahan Ditengah Gempuran Toko Online!

Mungkin kalian sudah tak pernah melihat gerai ritel ini dimasa kini, padahal dimasa yang lalu perusahaan ini begitu berjaya, pebisnis yang menggawangi perusahaan ini adalah Goerge Mohanlal Harjari, seorang pebisnis keturunan India dahulu perusahaan ini bernama PT.Rimo Catur Lestari sekarang memang masih ada namun sudah berganti nama PT. Rimo Internasional Lestari.

Seperti perusahaan konvesional lainnya Rimo bergerak menjadi salah satu dept.store yang diperhitungkan namun ketatnya bisnis ritel konvesional serta mahalnya tarif sewa gedung membuat perusahaan ini terbenam sempurna, ditambah lagi desakan bisnis online yang menyudutkannya.

Akhirnya perusahaan ini pun banting stir menjalankan bisnis property, dan hasilnya cukup memuaskan dibandingkan bisnis ritel yang sedang lesu.

Disc Tarra

Toko Yang Tak Sanggup Bertahan Ditengah Gempuran Toko Online!

Siapa sih yang tak suka musik nah gerai ini memang cocok untuk kalian penikmat musik, namun berjalannya waktu musik banyak di youtube dan bajakan merajalela, mau tak mau gerai ini makin lama semakin terpuruk.

Perusahaan ritel CD musik Disc Tarra sempat menutup beberapa gerainya di akhir tahun 2015, namun lama kelamaan perusahaan ini resmi menutup 100 gerainya pada tahun 2016.

Dan di masa sekarang susah sekali gerai ini ditemukan di pusat pertokoan, maklum saja user musik lebih mudah dan murah bila mendownlad di internet dari musik paling baru maupun musik lawas.

Lotus Dept.Store

Toko Yang Tak Sanggup Bertahan Ditengah Gempuran Toko Online!

Bernaung diatas PT. Mitra Adiperkasa (MAP), toko ritel perbelanjaan Lotus yang berlokasi di Thamrin, Jakarta Pusat terpaksa gulung tikar. Rencana penutupan Lotus juga akan merembet ke gerainya di Cibubur Plaza, Grand Galaxy, Bekasi dan Sarinah yang beberapa hari lalu melakukan cuci gudang besar-besaran.

Pihak manajemen menjelaskan bahwa rencana penutupan 100 gerai Lotus di tahun 2017 nantinya, menjadi tanda bahwa penghasilan penjualan di toko yang kurang menguntungkan.

Serupa dengan penutupan Debenhams yang masih dibawah naungan MAP, trend belanja ritel memang beralih dari offline ke online.

7 eleven

Toko Yang Tak Sanggup Bertahan Ditengah Gempuran Toko Online!

Masalah ritel yang bergerak di bidang mini market ini memang unik, dilarangnya penjualan untuk minuman beralkohol oleh pemerintah berdampak pada asset pemasukan yang menurun.

Bahkan Kerugian tersebut juga bersumber dari salahnya strategi pemasaran dan target sasaran dari 7-Eleven, contoh kecilnya adalah ketika banyak pengunjung yang datang untuk sekedar membeli minuman atau makanan namun berlama-lama disana selagi menikmati fasilitas yang ada. Hal tersebut menunjukkan adanya pemasukan yang tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh 7-Eleven.

Akhirnya perusahaan ini pun menutup gerainya, karena persaingan juga kalah kuat dari alfa dan indomaret yang merambah sampai ke pelosok kampung.

****

Masih banyak ritel besar yang jatuh seperti Centro, Giant, Matahari dan masih banyak lainnya. Namun karena keterbatasan ilmu untuk itu saya cukupkan sampai disini, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari bisnis yang sempat berjaya namun hancur luluh lantak tak kuat bertahan di masa depan, kuncinya inovasi dan mengikuti trend zaman semoga bisnis para kaskuser tak hancur dan bisa lebih sukses di masa yang akan datang.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Klik tombol ini
Silahkan chat kami
Kak mau tanya2 mengenai pembuatan seragam ?