Semula Dijawab: Siapa tokoh di Indonesia yang menurutmu dipuji terlalu berlebihan oleh masyarakat kita ?
Corbuzier. Berikut ini alasan-alasannya. Silahkan share kalo kamu suka.
Pas awal-awal ngeyoutube, dia membranding dirinya dengan “smart people”, teramat idealis, ogah menyajikan konten-konten alay. Namun, semenjak Close The Door jadi perusahaan, seringkali dia melakukan blunder yang fatal. Entah salah gaul, atau tuntutan ekonomi. Yang jelas, realita telah merubah perjalannya dari pesulap terbaik di dunia, menjadi podcaster yang sering khilaf dan kehilangan sisi “smartn”ya di mata penggemarnya.
Apa saja sih blundernya?
- Singgung korut saat podcast ama STY.
- Perkataannya yang menyinggung orang dengan masalah mental
- Ngundang sosok kontroversial pas awal pandemi.
- Ngundang Ragil, dan wokeism sehingga memicu keributan. Padahal, dulu dia sangat anti Mimi Peri. Ampe si Mimi, menangis dan tertawa melihat hal ini.
- Sudah jadi Mualaf tapi ngomentarin nama nabi Muhammad dengan sudut pandang yang salah.
- Cepu.
Kudengar DC mendapatkan banyak somasi, dan setelah kupikir-pikir, ini memang murni kesalahan dia sendiri. Di saat podcast pun, saat bicara dengan narasumber, dia terkesan “Manipulatif” dan gak mau ngalah. Kadang seru saat komedi, tapi saat serius kesannya jadi cringe.
Apa saya masih nonton podcastnya?
Masih sih, tapi untuk topik yang ringan-ringan saja. Yang berat, saya tak terlalu menyukainya. Setelah masuk industri, kurasa DC kemakan omongannya sendiri. Berubah dari idealis menjadi sedikit realistis, dan kapitalis.
Kurasa acara #SOMASI sedikit lebih menarik dari #Closethedoor , karena penyampaiannya lebih fun, dan penuh sarkas. Saya ngikutin DC karena ada segmen ini.
Terlepas dari segala kontroversinya, DC orang cukup pintar mendapatkan cuan. Kontroversi adalah cara menjaga eksistensi di dunia selebriti.
Gimana, kalian masih suka nonton kontennya juga? Coba komentar.