Mengapa kebanyakan sarjana tidak siap kerja?

Saya akan coba kenalkan kalian kepada salah satu karyawan terbaik kami. Rekrutan awal tahun 2020 sebelum pandemi menyerang Indonesia.

Namanya Vaya.

Vaya. Profile diambil dari instagram. Blur terkait privasi. Sudah berijin.

Lulusan salah satu kampus ternama di Bandung. Sebenarnya bukan masalah lulusan dari kampus mana, namun saya melihatnya lebih ke ‘Apa yang dia miliki’. Kalau bicara lulusan kampus ternama, kami sering sekali menolak lulusan kampus dari dalam dan luar negeri karena incompetence dan unskilled.

Vaya merupakan salah satu Management Trainee (MT) terbaik kami.

Saya teringat saat Vaya selesai interview dengan team saya dan user. Tiba giliran dia untuk interview dengan saya langsung. Mengetuk pintu dengan sopan. Saya mempersilakan Vaya masuk. Terlihat senyuman ramah di wajahnya. Penampilan Vaya sangat baik dan profesional kala itu. Memakai baju putih dan blazer hitam serta rambut diikat dengan rapi. Memakai wewangian aroma soft. First impression yang cukup menarik. Good grooming.

Saya mempersilakan Vaya duduk. Dengan tersenyum ramah dia duduk.

“Halo Vaya, apa kabar?” Sapa saya sambil mengulurkan tangan. Vaya menyambut jabatan tangan saya dan menjawab sehat.

Saya mulai membuka CV dihadapan saya.

“I will speak in english, is it okay?” Ucap saya menanyakan apakah dia cukup nyaman interview menggunakan bahasa inggris.

Vaya menjawab setuju dengan ramah.

Kami memang diharuskan memakai bahasa inggris untuk mayoritas interview kandidat, mengingat kami bekerja dengan para expatriate dari US. Untuk MT, harus fasih bahasa inggris.

Saya meminta Vaya memperkenalkan diri serta backgroundnya. Dia melakukan presentasi diri dengan sangat baik, fasih serta memiliki public communication yang sangat baik. Tidak terlihat seperti kandidat Fresh grade yang baru lulus beberapa bulan lalu. Penampilan yang kalem dan tenang menandakan dia sudah mempersiapkan diri dengan baik. Ini adalah tahap interview terakhir dan penentuan final sebelum Medical Check Up.

Hampir satu jam saya menginterview Vaya. Jujur, interview kali ini berbeda. Saya merasa saya sedang mengobrol dan berdiskusi santai dengan kandidat. Vaya sangat aktif, menjawab dengan baik dan menanyakan beberapa hal yang dia ingin tahu dari bisnis dan perusahaan. Komunikasi berjalan dua arah. Dari beberapa pertanyaan yang saya ajukan, saya tarik kesimpulan bahwa Vaya sudah mempersiapkan karir dengan sangat baik dari sebelum lulus. She is well prepared!

Sampai pada akhir interview, karena penasaran saya pun bertanya (percakapan saya terjemahkan).

“Vaya, sepertinya kamu sudah mempersiapkan semua dengan baik?” ucap saya.

Vaya tersenyum kemudian menjawab dengan penuh percaya diri;

“Betul sekali, Pak. Saya sudah mempersiapkan semuanya dengan baik dari sebelum saya lulus kuliah” ucapnya.

Saya masih merasa penasaran, jawaban penutup Vaya kurang mengena di pikiran saya.

Saya pun mulai mendalami lagi beberapa pertanyaan tentang kualitas kandidat seperti Vaya; bagaimana dia bisa seberkualitas ini, bahkan HR pun terkesima dengan kualitas Vaya yang ditampilkan.

Sampai tiba pada beberapa Jawaban mengapa Vaya sudah sangat siap kerja.

Berikut beberapa insight dari Vaya;

  • Prinsip; Jangan berpikir pendek. Berpikirlah masa depan. Waktu kuliah itu sangat singkat, waktu setelah kuliah itu yang akan lama. Pikirkan apa yang harus kamu investasikan untuk menghadapi waktu setelah kuliah.
  • Pendidikan di Indonesia masih mengedepankan nilai akademis dan IQ. Padahal dalam pekerjaan juga dibutuhkan faktor lain seperti EQ, asah EQ kamu dengan ikut internship, organisasi internal dan external atau bahkan part time.
  • Kursus dan upgrade diri. Mungkin terlihat sepele, namun kalian harus pahan bahwa kursus dan pengembangan diri itu sangat penting. Ikuti kursus yang related sama karir kamu kedepan. Kalau kamu ingin kerja di Multinational Company, ambil kursus bahasa asing.
  • Buat Career path semasa kuliah; ingin kerja bidang apa? Dimana? Posisi apa? Skills apa yang dibutuhkan? Apa yang harus ditingkatkan dari diri? Bagaimana cara meningkatkan skills? Time plan. Buat sedetail mungkin. Contoh career path ada di instagram saya.
  • Time Management dan Disiplin. Latih manajemen waktu dengan baik, mulailah kuliah dengan rajin, kerjakan tugas dengan tepat waktu dan disiplin terhadap diri sendiri. Kebiasaan ini akan berdampak pada saat mencari kerja.
  • Investasi diri. Buat kegiatan positif untuk upgrade diri seperti; investasi waktu lebih banyak untuk menjalin relasi masa depan, membaca buku dan beberapa kegiatan positif lain.
  • Kurangi kebiasaan buruk, tidak bermanfaat serta berlebihan seperti nongkrong berlebihan, main games berlebihan atau pacaran berlebihan. Sibukkan diri dengan kebiasaan baik.
  • Good grooming. Biasakan berpenampilan rapi, wangi, ramah. Jaga penampilan dengan baik agar menjadi sebuah kebiasaan. Dalam pekerjaan, bukanlah fisik cantik atau tampan yang diutamakan, namun Good grooming paling dikedepankan, yaitu bagaimana penampilanmu mulai dari busana, sikap, body language dan cara berkomunikasi.

Kalimat yang saya suka dari Vaya adalah quotes dari buku Steve Jobs;

Stay Hungry, stay foolish.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Klik tombol ini
Silahkan chat kami
Kak mau tanya2 mengenai pembuatan seragam ?