Gorengan. Tapi jangan disama kayak pejual gorengan di FTV.
Gorengan, sebangsa tahu petis, Lumpia, menjes, pisang goreng, Ubi-an goreng, ote-ote, bakwan masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia meski tau tidak sehat hahahahahhaah.
Tapi asal : berani susah dan gesit
Jenenge kerjo yo rekoso boss
Padahal enak ya jadi karyawan, gaji mulus tiap bulan ada meski penjualan juranganya naik turun, kadang rame kadang sepi.
Oke kembali, Gimana yang dimaksud jualan gorengan jangan kayak FTV.
Sepanjang pengalaman jadi konsumen gorengan, beli gorengan rata-rata adalah tindakan implusif. Tidak ada rencana beli gorengan, tiba-tiba pengen beli hanya karena : LIAT TUKANG GORENGAN lagi GORENG, terlihat amat menggiurkan.
Kesimpulan, bagaimana kiat sukses jadi tukang gorengan :
Gorenglah dilokasi, konsumen suka dengan gorengan yang fresh, baru dan anget-anget. Pernah dengan olok-olokan ini “Cintamu kayak gorengan seng wes adem”
Perlihatkan skill anda dalam menggoreng. Siapkan minyak berliter-liter dan wajan penggorengan dengan diameter yang super besar. Suara kompor dan minyak yang berisik sangat menarik perhatian.
Jualah dikeramaian, yang memang lokasi penjual makanan. semisal pasar, ta’jilan ramadhan (klo gengsian, skip lah),pasar minggu, car free day, pasar malam, tempat wisata, pinggir jalan yang syahdu, atau dibawah pohon sediakan kursi2 + kopi (berkerja sama dengan warkop adalah ide bagus).
hahah koreksi jika salah, semoga menginspirasi