Saya kasih contoh satu aja ya;
Ada yang tau rumah makan ini? Dulu restaurannya di daerah Tirtayasa deket STM Penerbangan, sekarang di Senopati sama ada cabang juga di Benhil.
Dan iya, ini yang di Senopati tanah dan bangunannya milik dia, kebayang kan harga tanah di Senop itu berapa?
Ibarat itu mobil pelanggan yang parkir lebih murah daripada harga tanah yang ditempati oleh mobilnya.
Ga banyak yang tau, tapi sekitar 40 tahun yang lalu, si Akoen ini jualan masih seperti ini;
Mereka tidak boros, penghasilan yang didapat diputar lagi dan seterusnya, sambil terus berusaha untuk mengembangkan usaha mereka.
Di tahun yang sama, ada penjual nasi goreng yang juga mangkal di daerah Senopati, nasi goreng pinggir jalan terenak sedunia menurut saya.
Nih nasi goreng juga ga kalah lakunya sama Akoen yang saat itu notabene nya sama-sama gerobak dorong.
Bedanya si nasgor ini kerjanya kawin lagi, beli rumah bak istana di kampung dan hal-hal hedon lainnya.
40 tahun kemudian, si Akoen udah punya tanah, punya rumah dan restauran di salah satu daerah paling elit di Jakarta, dan si nasgor masih gerobak dorong.
Kalo anda bertanya strategi, dua2nya sama aja.
Perbedaannya di money management dan visi jangka panjang.
Nih maaf aja, saya liat anak-anak fresh graduate sekarang;
Baru lulus sekolah, baru mulai kerja udah kredit motor, naik jabatan dikit kredit mobil, rumah dan investasi nomor kesekian.
Saya bikin jawaban tentang Jawaban Hierarchy untuk Kapan waktu yang tepat untuk membeli mobil baru? Dengan maksud untuk edukasi, tapi yang ada justru merasa tersinggung ðŸ¤
Ya gpp, mungkin masih perlu waktu. . .
Note : Saya tidak judge dan menyalahkan pilihan orang untuk jalan hidupnya, tapi jangan nyinyir ketika orang yang sejajar denganmu sekarang, di kemudian hari menjadi lebih sukses dari anda.
Edit best comment;